PCIM Turki - Persyarikatan Muhammadiyah

 PCIM Turki
.: Home > Artikel

Homepage

Perspektif 3 | Pendidikan dari Orang Tua

.: Home > Artikel > Pimpinan Pusat
12 April 2019 12:32 WIB
Dibaca: 1374
Penulis : Dinil Abrar Sulthani, M.Pd.I (Mahasiswa S3 - Marmara University)

Tidak sedikit orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan anaknya kepada penyelenggara pendidikan di sekolah. Bagi mereka, baik atau cerdasnya seorang anak ditentukan sepenuhnya oleh guru-guru yang mendidik. Sehingga peran orang tua hanya sebagai penyumbang dana. Seperti, biaya pendidikan, biaya kursus, biaya buku, biaya ekstrakurikuler dan biaya keperluan yang dibutuhkan lainnya. Intinya orang tua hanya tinggal terima ‘bersih’ anaknya sudah dididik dengan maksimal di sekolah. Jika anak itu beroleh hasil akademik yang gemilang maka orang tua akan bangga, namun sebaliknya jika anak beroleh hasil yang buruk maka mereka tidak segan-segan melontarkan berbagai umpatan atas tidak keberhasilan sekolah mendidik anak mereka.

 

Orang tua seperti ini tidak mau tahu tentang akhlak anaknya di sekolah, apakah memiliki karakter yang menyenangkan bagi temannya, atau malah menjadi penyebab kerusuhan di sekolah. Di rumah juga demikian, sikap orang tua cenderung tidak perlu membimbing anaknya belajar/mengerjakan tugas harian, karena berpikir guru sajalah yang bertanggungjawab untuk itu. Artinya, orang tua lepas tanggungjawab dalam mendidik anaknya untuk mendapatkan pengetahuan yang hakiki tentang banyak hal. Banyak ditemukan, anak didik yang cenderung berkarakter buruk ternyata dibekalangnya ada orang tuanya yang kurang perhatian dan mendampingi perkembangan anaknya dalam belajar.

 

Perihal ini menjadi pelajaran penting bagi orang tua bahwa mendidik anak bukan seperti menggembala hewan ternak, sapi atau kambing. Yang hanya cukup ‘digiring’ lalu dilepaskan kemana hendak pergi. Tak obahnya penggembala itu seperti guru, yang sibuk mengatur anak didiknya yang serba bebas tanpa ada kontrol atau penekanan dari orang tuanya. Penting diketahui bersama, perlu bagi orang tua selalu berpesan pada anaknya: “Nak, nanti di sekolah dengarkan ya apa kata Gurumu, nasihat mereka baik, ikuti katanya” tentu perkataan seperti ini sangat penting selalu diucapkan orang tua sebelum anaknya berangkat ke sekolah/setiap pagi, ia akan membekas ke dalam hati.

 

Pada saat anak pulang ke rumah, setidaknya disapa: “bagaimana pelajaran di sekolah tadi nak? Susah atau mudah!”. Sikap konfirmasi ini penting dilakukan orang tua, sehingga anak merasa ada diperhatikan oleh orang tua. Karena tidak sedikit anak menjadi ‘membandel’ karena ia kurang mendapat perhatian dari orang tua, maka ia mencari perhatian dari orang lain. Selanjutnya, tidak dipungkiri pelajaran sekolah sekarang terkadang orang tua tidak paham buku pelajaran anaknnya. Ini tidak menjadi masalah penting, sebab yang dibutuhkan anak adalah pendampingannya. Anak akan senang jika ayah atau ibunya ada di sebelahnya pada saat ia belajar atau menggerjakan tugas sekolah. Orang tua bisa melihat atau sekedar mengecek tulisan pun jadi atau membuatkan air teh segelas pun lebih baik. Di sela itu, hendaknya disisipkan motivasi atau nasihat untuk menguatkan si anak untuk tetap belajar yang rajin dan memiliki kepribadian akhlak yang mulia.


Tags: pendidikan , karakter , orangtua
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori : Perspektif

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website