PCIM Turki - Persyarikatan Muhammadiyah

 PCIM Turki
.: Home > Artikel

Homepage

Resensi Jurnal 1 | Revitalisasi Ideologi Muhammadiyah Dalam Penguatan Kader Persyarikatan

.: Home > Artikel > Pimpinan Pusat
10 Maret 2019 00:00 WIB
Dibaca: 1531
Penulis : Muhammed Junaidi, Roudhatul Jannah, Arnold Tri Hantoro

Masalah sosial, baik dari sudut pandang globalisasi dan dari masyarakat itu sendiri menyajikan tantangan tersendiri bagi generasi muda, secara khusus bagi calon kader Muhammadiyah. Sebab calon kader Muhammadiyah memiliki peran dan amanah menjadi agen pencerahan bagi lingkungan sekitar. Tujuan baik tersebut sebagai upaya menjaga gerakan Muhammdiyah yang senantiasa kritis dan tanggap dalam menghadapi persoalan sosial. Namun, dalam beberapa fenomena menunjukkan terjadi disorientasi pandangan dari calon kader Muhammadiyah. Adanya masalah dalam kaderisasi yang titik temunya adalah kurangnya pemahaman kader bahkan pimpinan tentang ideologi Muhammadiyah.

 

Landasan normatif ideologi Muhammadiyah adalah Q.S Ali Imran ayat 104 yang dipahami sebagai perintah berhimpun dalam suatu organisasi yang menjalankan dakwah Islam dan amar ma’ruf serta nahi munkar. Sebagai calon dan kader Muhammadiyah ayat 104 ini telah dihafal dengan baik. Karena cita-cita luhur berdirinya organisasi ini salah satu berlandaskan pada aspek pengalaman ayat tersebut. Ayat tersebut tidak panjang untuk dibaca dan dihafal, namun sangat panjang dalam aksi pengamalannya. Aksi dalam pencerahan menjadi manusia terbaik di sisi Allah dan pembaharuan kepada kebermanfaatan bagi semesta alam.

 

Dalam matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah (MKCH) poin C sangat jelas memberikan gambaran bahwa Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan pada 1)Alquran: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dan 2)Sunnah Rasul: Penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran Alquran yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW. Mengamalkan dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam. Hal ini menjadi penegas bahwa sebagi kader Muhammadiyah sudah sepatutnya taat pada Allah dengan mengabdikan diri sepenuh hati dan beramal sosial sesuai ajaran Islam.

 

Masalah kader masa kini adalah tentang kurangnya daya pikat terhadap persyarikatan. Kurangnya pemahaman akan pentingnya keikutsertaan mereka dalam persyarikatan, mengakibatkan persyarikatan Muhammadiyah cenderung tidak berkembang dan mengalami stagnanisasi. Untuk itu perlu melihat kembali 10 Kepribadian Muhammadiyah untuk diamalkan: 1)Beramal dan berjuang untuk perdamian dan kesejahteraan, 2)Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah islamiyah, 3)Lapang dada, luas pandangan dengan memegag teguh ajaran Islam, 4)Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan, 5)Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan serta filsafat negara yang sah, 6)Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadikan contoh teladan yang baik, 7)Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud Islam dan pembangunan sesuai ajaran Islam, 8)Kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam serta membela kepentingannya, 9)Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun negara untuk mencapai masyarakat yang adil makmur yang diredhoi Allah, dan 10)Bersifat adil dan korektif dalam dan keluar dengan bijaksana.(das)

 

 

Sumber: http://journals.ums.ac.id/index.php/tajdida/article/view/7621/4355


Tags: ideologi , kader , muhammadiyah
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori : Resensi Jurnal

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website