PCIM Turki - Persyarikatan Muhammadiyah

 PCIM Turki
.: Home > Artikel

Homepage

Opini 3 | Islam Progresif sebagai Wacana Baru Penangkal Islamophobia (bag. 3)

.: Home > Artikel > Pimpinan Pusat
11 April 2019 19:25 WIB
Dibaca: 1383
Penulis : J. Ramadhan, M.Si (Mahasiswa Doktoral - Uludağ University)

Pada beberapa kasus konflik yang mengkaitkan agama, secara otomatis negara-negara lain menjadikan hal ini perhatian atau isu tertentu yang patut untuk diperhatikan. Fox dan Sandler berpendapat bahwa meski internationalization of domestic conflicts bukan hanya terjadi pada konflik relijius, tetapi beberapa kasus menjadi perhatian internasional, bahkan mengundang intervensi negara lain karena adanya upaya untuk mencegah terjadinya kejadian serupa. Terutama negara-negara Islam yang penganutnya di berbagai belahan dunia banyak mengalami masalah, seperti terjadi di Palestina, Afghanistan, Suriah, Myanmar, Filipina dan beberapa negara lain karena komunitas muslimnya termasuk ke dalam Minorities at Risk (MAR).

 

Maka dari itu, penting untuk menghadirkan narasi baru agar melembutkan lagi pencitraan Islam dan memunculkan wajah Islam yang sesungguhnya. Salah satu upaya tersebut adalah dengan mengarusutamakan pemahaman Islam moderat atau Islam progresif ke tengah komunitas Islam itu sendiri. Istilah Islam moderat dimaknai dari terminologi ummatan wasathan yang diambil dari Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 143 yang dapat diartikan sebagai orientasi Islam yang reformis-modernis guna membangun keseimbangan antara ‘pemurnian’ dan ‘pembaruan’.

 

Menurut Fareed Esaq, sejak peristiwa 9/11 di Amerika Serikat muncul istilah Progressive Islam yang merupakan usaha umat Islam di Amerika untuk mengakomodir kebutuhan terkait intra-religious matters. Oleh karena itu, muncul gerakan dari komunitas muslim yang membuka masjidnya untuk dikunjungi oleh non-muslim atau dialog antar agama yang semakin diintensifkan agar membangun common understandings di antara umat beragama. Selain itu, masifnya pembangunan Islamic Centre baik di wilayah mayoritas muslim maupun minoritas muslim adalah upaya menyebarluaskan dakwah Islam yang tidak seperti media massa beritakan.

 

Adapun cara lain ditempuh oleh salah satu organisasi terbesar Islam di dunia yaitu Muhammadiyah. Muhammadiyah yang sejak 1912 telah mengusung upaya pembaruan Islam (tajdid) dengan bersyarikat juga menjalankan Progressive Islam dengan mendirikan lembaga akademik, medis dan sosial di berbagai negara yang terbuka untuk semua kalangan adalah pembaruan wujud dari pranata sosial Islam. Sehingga Islam tidak dipandang sebagai agama yang kaku dan ekslusif, melainkan agama yang damai, bersinergi dengan kemajuan dan inklusif bagi semua. Itulah upaya moderasi Islam yang ingin dicapai guna menganulir pemahaman tentang Islam yang agresif dan close-minded.

 

Bagi umat Islam sendiri, memunculkan wajah Islam yang damai merupakan keniscayaan. Maka, ulama dari berbagai negara berkumpul pada 3 Mei 2018 untuk berdiskusi pada event High Level Consultation – World Muslim Scholars (HLC-WMS) on Wasatiyyat Islam dan menghasilkan Bogor Message. Tujuh poin inti dari deklarasi Bogor Message adalah Tawassut, I’tidal, Tasamuh, Syura’, Islah, Qudwah dan Muwatonah adalah bentuk menterjemahkan Islam yang progresif agar menjadi poros utama ideologi Islam dan juga mampu mengatasi fenomena Islamophobia yang semakin sporadis dengan mengkonsolidasikan umat Islam itu sendiri.

 

Islamophobia yang muncul harus diatasi melalui akar rumput atau menggunakan pendekatan bottom-up. Konsepsi dari para elit Islam terkait Islam Wasatiyyah adalah bagian dari moderasi Islam itu sendiri agar menjadi konsumsi pemikiran bagi kalangan umat muslim digrass-root. Baik Islam Wasatiyyah, Islam Progresif atau Islam Moderat adalah wajah dakwah yang patut dimunculkan. Sehingga Islam terbuka dalam menyebarkan dakwahnya yang damai kepada seluruh golongan dan juga jadi umat pelopor terciptanya kebaikan yang ada di masyarakat secara luas. Diharapkan dari upaya yang dilakukan secara masif oleh umat Islam di berbagai negara mampu menganulir berkembangnya Islamophobia, lalu membaliknya menjadi sebuah fenomena baru yang menandai bangkit kembalinya peradaban Islam di dunia. Selesai. []


Tags: islam , progresif , islamophobia
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori : Opini

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website